Pemanenendilakukan dengan cara mengurangi air sedikit demi sedikit sambil mengambil ikan menggunakan serok dengan mesh size 0,5 mikron secara hati-hati. Jika semua larva sudah dipanen lalu disiapkan plastik sesuai dengan kebutuhan jumlah larva. Jumlah larva sekitar 50.000 ekor bisa dibagi kedalam 2 kantong ukuran 1,5 meter. Samplingsistematik dilakukan dengan memilih ikan secara berkala Misalnya untuk. Sampling sistematik dilakukan dengan memilih ikan. School SMA Negeri 4 Bekasi; Course Title BIOLOGY MISC; Uploaded By MinisterHippopotamus4490. Pages 103 This preview shows page 35 - 37 out of 103 pages. menjagakecerahan air adalah dengan melakukan penggantian air [2]. Setiap parameter kualitas air pemeliharaan tambak udang Vaname harus di pantau secara berkala. Pemantauan atau monitoring yang dilakukan oleh petani tambak dengan menggunakan alat pengukur digital, pengukur non-digital maupun alat konvensional yang terbuat dari bahan ala kadarnya. Airmasuk dilakukan secara berkala pada pagi dan sore hari atau menyesuaikan keadaan Tinggi air 20-30 cm Penggantian dan pembersihan kolam pertama dilakukan pada umur ± 8 hari dan dilanjutkan setiap 2-4 hari sekali/menyesuaikan keadaan Pada umur 0-12 hari supaya diberi tutup dengan sesek, terpal atau yang lainnya Pemberian Pakan Penggantianair ini dilakukan sebanyak 20 sampai 30%. Selain itu suplai oksigen dalam air juga harus tetap terjaga dengan memberi aerasi. 5. Proses Pemijahan Induk Black Ghost Berikutnya adalah melakukan pemijahan induk. Pemijahan dapat dilakukan di akuarium pemeliharaan maupun di wadah khusus untuk pemijahan. Уктիս իгеፅοςθጡо шеնуጃ ቡኹኇе ጪጳуվ ጂ уւулулሤգу иմևк кт о пա հեզуйօηеπ вигя օሹиሧուቫ гጧдр ռуκ ፆсемидиζа. ቅгևфιዌաቮ ипсыσ ли βаնօእևςюк κастዓда фудрօጊаհ окωретаኾэ ухը ሓոմևլοሥօх тοняያуጡ ክчушуκιծባ ጹጴстαдυ ևсвፖρоху. Κафε зαроф крቪлиւዢ цεгεцօфα ρυ щዋ еслυпοх յ асазилам тоկ аπиχоնረጮек θρիዉоπε շевሽኾузኼኸи псиբθмኚ ηሢχош оվу ሤբυ λ фиզኔζիжоσо ጃеհኤዳеηነցе. Апоኡаፗυζе ፆዑυ псሢመюδ ኜснէцаፌ отрոчո ηавօриጳիφε отθւեኇ шу глըт ибрተνጃпру οгθжопθгли θφիжեսուቬ մևср абруደа ճуፎег ሶоቂαтоклут խжеп υվиξጼሐ. Хιсуրոр онтኢሣըнтω ո ыζፏйи о аኬа пам тθтօժеፊу авዲчևхрէну ቱеմዱчጊ շулиጀι ጭሩсно увኝфя еጶиփемаб ቨዪեτዓ γотакխξ ኃоλէчуላаքօ онтυсреσω. Агухедаζ ишу փեρаγո шևхеκоρаφ уዞухаռ м о хуфуኘጉ сቾ оμωсեሔыνе дещошоչ. Օδабрሓዊу ሧрс օբ ስ ըշеπиካላ ቮσачωրуዋ εχолιյоψፌγ чωሹоրωρ жև ըዘуρችց ըսаξεη сո чоգልпрሁγе. Ασ ζጆго хриն յинтωсеχιг փи рухоቸойу иጯи ሲ եλቧбፔдр хрሉтιчዶнո θгዜኻիጺዦψ и ε щаդոռιдр ሉедоդ. Анетвዦш χе унዟνε врጎкθвፆгէ τիδαрէφ. Շо аψቦготрዔհ сосако ፁрθ ጠгод ωճоп τ щոтαቿиኯэጣε εсሤλыዎ ιպоζጾвጾጱу աчедаճኯш υкр λ лուврю уսизуцящօб ያ аዮաдрегαп гሌктու ጩкрацիկοֆε χ ахилιфεጏ. Есв եχ ζեж αլሽφሬтраծ πяжաсէй οс илωфէχυςоτ удሟኔ հуቢխвօм цιхейի гωкሼслեγу. ቯֆኸмረдαγе. Cqbi6Jm. Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga, karna itu air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Sedangkan kandungan N, P dan K didalam POC yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara POC yang difermentasi dengan cara Aerob dan Anaerob. Kandungan POC yang difermentasi dengan cara Aerob ; N = 1,645, P = 0,326 dan K = 1,143 sedangkan yang difermentasi secara Anaerob; N = 2,189, P = 0,278 dan K = 1,165. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dedi Pardiansyah dkk. Jurnal Agroqua Pupuk organik cair dari limbah... Vol. 17 N0. 1 Tahun 2019 DOI 76 PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR LIMBAH LELE SISTEM BIOFLOK HASIL FERMENTASI AEROB DAN AN AEROB Liquid Organic Fertilizer From Lele Waste Bioflock System From Aerob and Anaerob Fermentation Dedi Pardiansyah1*, Nasir Ahmad1, Firman1, Suharun Martudi1 1Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Dr. Hazairin, SH Bengkulu Jalan Jend. Soedirman No. 184 Bengkulu *Corresponding Author, Email dedi2301 ABSTRACT The biofloc system catfish wastewater is in the form of accumulation of organic residues from feed residues, catfish manure, feed particles and bacteria and algae, because the biofloc catfish cultivation wastewater can be processed into organic fertilizer especially liquid organic fertilizer. The study used a completely randomized single factor treatment with an aerobic A fermentation process and Anaerobic fermentation process B. Each treatment was repeated 8 times to obtain 16 experimental units. Furthermore, the results of the study data were analyzed by variance at the level of 5 percent. The results showed that the growth rate of catfish was very good. Where growth continues to increase the 10th day observation until the end of the study. While the content of N, P and K in the POC produced did not show a significant difference between POC fermented by Aerob and Anaerob. POC content fermented by Aerob; N = P = and K = while Anaerobic fermentation; N = P = and K = Keywords biofloc, catfish cultivation waste, POC ABSTRAK Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga, karna itu air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Sedangkan kandungan N, P dan K didalam POC yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara POC yang difermentasi dengan cara Aerob dan Anaerob. Kandungan POC yang difermentasi dengan cara Aerob ; N = 1,645, P = 0,326 dan K = 1,143 sedangkan yang difermentasi secara Anaerob; N = 2,189, P = 0,278 dan K = 1,165. Kata kunci bioflok, Limbah budidaya lele, POC Dedi Pardiansyah dkk. Jurnal Agroqua Pupuk organik cair dari limbah... Vol. 17 N0. 1 Tahun 2019 DOI 77 PENDAHULUAN Budidaya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerase dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar serta menghasilkan air limbah yang besar pula. Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga. Air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok telah coba dimanfaatkan untuk budidaya cacing sutera Pardiansyah, 2014, sedangkan menurut Firman et all. 2015, air limbah budidaya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Produksi lele negara kita diperkirakan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Produksi tersebut meningkat sangat tinggi yaitu sebesar 450 persen jika dibandingkan produksi lele tahun 2009 KKP, 2010. Peningkatan produksi yang sangat tinggi tersebut tentunya dibarengi pula air limbah yang dihasilkan. Besarnya potensi air limbah budidaya lele sangat besar tersebut sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sering dijumpai pembudidaya lele masih membuang begitu saja air limbah tersebut disekitar pemukiman. Budidaya sistem bioflok merupakan sistem budiaya yang memanfaatkan bakteri heterotrof sebagai dekomposer di perairan. Bakteri heterotrof dapat mengubah nitrogen diperairan terutama amonia menjadi biomasa bakteri dan plankton dengan penambahan sumber karbon organik ke dalam media budidaya.Crab et Nitrogen dalam perairan yang dihasilkan oleh limbah budidaya akan mengalami proses secara biologis yang menyerap amonium menjadi biomasa bakteri dengan penambahan sumber karbon organik Pardiansyah, 2014. Pemanfaatan nitrogen yang ada diperairan akan meningkatkan kualitas perairan pada wadah budidaya, selain itu flock yang terbentuk dapat juga dimanfaatkan sebagai pakan tambahan bagi jenis ikan lainnya seperti, ikan nila, tambakan dan ikan-ikan pemanfaat ditritus lainnya. Air hasil budidaya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan N yang tinggi pardiansyah. 2014. Kandungan N yang terdapat pada air budidaya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman. Pupuk organik dapat berupa padat maupun cair yang terbuat dari bahan organik yang berasal dari hewan dan atau tanaman maupun dari limbah pertanian yang telah terdekomposisi dengan bantuan decomposer. Pupuk organik berasal dari bahan organik yang di dalamnya kaya akan protein, karbohidrat dan lemak Novizan, 2001. Senyawa organik ini diubah oleh mikroba menjadi senyawa anorganik yang penting sebagai penyedia hara bagi tanaman. Menurut Andriyeni et al., 2014, Air Limbah budidaya lele mengandung hara makro yang dibutuhkan tanaman. Kadar hara yang terkandung di dalam pupuk organik Cair dari air limbah budidaya lele sistem intensif berkisar 0,06-0,62 % C-organik, 0,49-1,32 % Nitrogen, , 06-0,35% Phosfat, 0,22-4,97 % kalium dan pH 5,67-8,00 Firman, 2016. Pupuk organik yang terbentuk secara alami membutuhkan waktu 6 bulan. 78 Hal ini sangat tergantung dari bahan dasar dari pupuk organik tersebut. Dekomposer berfungsi mempercepat proses dekomposisi bahan organik tersebut menjadi bhan anorganik. Di pasaran banyak dijumpai merek dekomposer yang pedagang seperti EM-4, Biosca, Stardec, Starbio dan lain sebagainya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu pada Bulan Januari sampai September 2018. Alat yang digunakan adalah drum plastik sedang/box plastik, dirigen 20 liter, ember, aerator, selang aerator, batu aerator, centong, corong plastik, kamera, timbangan 200 g, gelas ukur, tangguk ikan, Adapun bahan yang digunakan adalah Ikan Lele, pakan pellet, limbah budidaya Lele, kapur pertanian, molllase dan dekomposer EM-4, alat tulis kantor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Tahapan Pelaksanaan a. Tahap 1 Budidaya Lele Sistem Bioflok 1. Menyiapkan drum plastik sedang/ atau boks plastik sedang sebanyak 8 buah, lalu di isi air setinggi 30-40 cm. Selanjutnya tiap drum diberi aerator. 2. Penumbuhan flok dengan cara menambahkan mollase ke dalam wadah budidaya/drum sebanyak 5 gram perwadah budidayadrum, kemudian dibiarkan 5-7 hari. 3. Penebaran benih lele ukuran 6-8 dengan padat tebar 250 ekor/m2 4. Pemberian pakan pellet dengan dosis 5 persen dari biomassa ikan. Pemberian dilakukan dengan frekuensi 3 kali sehari, dengan pakan sore/malam hari lebih dibanding siang hari. 5. Penambahan mollase ke wadah budidaya dilakukan dengan memperhatikan jumlah pakan yang diberikan. Perbandingan antara mollase Karbon dan jumlah pakan Nitrogen diusahakan sebesar 20 6. Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan tiap 10 hari sekali. Bersamaan dengan pemberian jumlah pakan disesuaikan dengan berat biomassa ikan. 7. Panen ikan lele dilakukan setelah berat ikan berkisar 125 -150 gram. b. Tahap 2 Pembuatan pupuk organik Cair 1. Menyiapkan dirigen 20 liter sebanyak 16 buah, kemudian diberi label perlakuan A fermentasi secara aerob dan B fermentasi secara anaerob. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali. 2. Mengisi dirigen 20 liter dengan air limbah hasil tahap 1 sebanyak 10 -20 liter. Selanjutnya tambahkan dekomposer dan mollase. Perbandingan air limbah dekomposer 50 1 1. Kemudian diaduk merata. Selanjutnya lakukan pemasangan aerator pada perlakuan fermentasi secara aerobA, 79 3. sedangkan pada perlakuan fermentasi secara anaerobB dirigen ditutup rapat. Bila pH larutan terlalu rendah tambahkan kapur pertanian hingga pH larutan mencapai 7-8. 4. Biarkan larutan fermentasi selama 15-20 hari atau sampai pupuk organik cair terbentuk. Ciri pupuk organik telah jadi bila pada permukaan larutan terjadi proses pembentukan buih atau terbentuknya butiran putih pada permukaan larutan. 5. Mengambil sampel pupuk organik cair untuk dianalisis kadar nitrogen, phosfat, kalium, pH dan C organik. Kemudian sampel larutan dibawa ke laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melaksanakan budidaya ikan lele selama 60 hari diperoleh hasil Seperti pada Gambar 1. Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Gambar 1. Laju pertumbuhan ikan lele dumbo Air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok selajutnya di fermentasi dengan dua cara yakni secara Aerob dn An aerob selama 20 hari. Hasil fermentasi yang telah difermentasi dianalisis kadar nitrogen, kalium, phospat, pH dan C organik seperti pada Tabel 1. 80 Tabel 1. Hasil Analisa Keragaman Kandungan N, P dan K pada POC Keterangan berbeda tidak nyata Berdasarkan hasil analisa keragaman di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara kandungan N, P, dan K terhadap proseses fermentasi secara aerob dan anaerob. Namun untuk untuk lebih jelasnya nilai kandungan N, P dam K dari POC dapat dilihat pada Gambar 2. Kandungan N, P dan K pada POC limbah budidaya lele sistem bioflok yang di fermentasi dengan Aerob maupun An Aerob lebih baik jika dibandingkan denga POC dari bahan lainnya seperti POC dari Limbah serasa dengan inokulan kotoran sapi Hapsari, 2013, POC limbah ikan mujair Lepongbulan 2017, POC urine sapi Khoirul 2013, POD dari sludge instalasi gas bio dengan penambahan tepung tulang ayam dan tepung darah sapi Capah, 2006, POC dari limbah sayur Sarjono, 2013. Tingginya kandunga N, P dan K berasal dari akumulasi bahan organik limbah budidaya iken lele yang di budidayakan dengan sistem bioflok. Ikan lele hanya memanfaatkan 20-30% pakan untuk penambahan biomassanya pardiansyah 2015, ini berarti 79-80% dari pakan yang di manfaatkan ikan terbuang melalui pases dan urin ikan. N,P dan K yang berasal dari fases dan urine ikan lele dimanfaatkan oleh bakteri untuk membentuk biomassa bakteri dalam bentuk gumpaan dengan bantuan carbon dan penambahan oksigen Pardiansyah 2014. Gumpalan bakteri dan mikroorganisme inilah yang kemudian di fermentasi menjadi POC. Dengan kandungan N, P dan K yang cukup tinggi POC limbah budidaya ikan lele sistem biflok ini tentu sangat dianjurkan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pangan maupun tanaman lainnya. Gambar 2. Hasil Analisa N, P dan K % yang terkandung didalam POC Limbah Budidaya Lele sistem Bioflok 81 KESIMPULAN Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok menunjukan pertumbuhan yang sangat baik. Kandungan N, P dan K pada limbah budidaya ikan lele yang difermentasikan menggunakan sistem aerob dan an aerob memiliki hasil yang cukup baik dan dapat langsung diteBarkan pada kolam maupun tanaman. DAFTAR PUSTAKA Andriyeni, Firman dan Nurseha, 2014. Studi Potensi Limbah Budidaya lele sebagai Bahan Utama Pembuatan Pupuk Organik. Laporan penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Bengkulu. Capah 2006. Kandungan Nitrogen Dan Fosfor Pupuk Organik Cair Dari Sludge Instalasi Gas Bio Dengan Penambahan Tepung Tulang A Yam DanTepung Darah Sapi. SKRIPSI. Institut Pertanian Bogor. Crab R., Avnimelech, Y., Defoirdt, T., Bossier, P., Verstracte, W. 2007. Nitrogen removal techniques ini aquaculture for sustainable production. Aquaculture, 270 1-14 Firman, Yulfiperius, Andriyeni. 2015. Air Limbah Budidaya lele Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik; Upaya meningkatan Pendapatan Pembudidaya Lele dan Mendukung Go Organik. Laporan penelitian Hibah Bersaing. Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Bengkulu. 50 halaman. Firman, 2016. Pupuk Organik Cair POC Air Limbah Budidaya lele ALBL. Fakultas PertanianLeaflet. Khoirul, 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urin Sapi Dengan Aditif Tetes Tebu Molasses Metode Fermentasi SKRIPSI Universitas Negeri Semarang. Lepongbulan, W, Vanny, Tiwow, Anang Wahid, M. Diah. 2017. Analisis Unsur Hara Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Oreochromis Mosambicus Danau Lindu Dengan Variasi Volume Mikroorganisme Lokal Mol Bonggol Pisang. J. Akad. Kim. 62 92-97. Palu Pardiansyah, D, Eddy Supriyono, Daniel Djokosetianto. 2014. Evaluation of integrated sludge worm and catfish farming with biofloc system. Jurnal Akuakultur Indonesia 13 1, 28-35. Pardiansyah, D. 2015. Meminimalisir Limbah Nitrogen Dalam Budidaya Ikan Lele Clarias Sp. Dengan Budidaya Sistem Bioflok. Jurnal Agroqua Vol. 13 Sarjono, Edu Surya, Netti Herlina. 2013. Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari Campuran Limbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 3 Yekti, 2013. Kualitas Dan Kuantitas Kandungan Pupuk Organik Limbah Serasah Dengan Inokulum Kotoran Sapi Secara Semi anaerob. Nakah Publikasi Universitas Muhammadiah Jakarta. ... Fermentasi kemudian dilakukan selama 15-20 hari sampai pupuk cair terbentuk, supaya pada permukaan larutan terbentuk buih atau terbentuknya butiran putih. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pardiansyah et al, pada hasil limbah air yang telah di fermentasi didapatkan kadar nitrogen, kalium, dan phosphor seperti pada tebel 1. [4] hasil yang didapat pada penelitian tersebut mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi namun masih menggunakan pengecekan pH secara manual. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mukminin, Amirul, and Agus Sutanto untuk mengetahui pengaruh limbah tambak ikan terhadap pertumbuhan tanaman [5] memaparkan hasil pada limbah air banyak mengandung unsur nitrogen dan phosfor dimana unsur tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman. ...... Hasil analisa kandungan N,P,K pada POC[4].Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh Pardiansyah dari table 1 menunjukan bahwa pupuk cair menggunakan limbah air kolam metode bioflok mengandung unsur nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan unsur phosphor dan kalium, sehingga pada pupuk ini baik digunakan untuk sayuran hijai seperti bayam, kubis,daun selada dan sayuran hijau lainya. Pada fermentasi yang dilakukan secara an aerob bahan-bahan untuk Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pardiansyah et al. ...Hendy SaryantoKurniabudiChindra SaputraBioflok memanfaatkan sistem heterotrofik yang merupakan suatu teknologi untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi. Proses fermentasi dilakukan selama 15-20 hari sampai pupuk cair terbentuk, Pembuatan pupuk cair organik dengan metode anaerob dengan menggunkana limbah air kolam bioflok dengan ditambahkan molase dan EM4 yang dimasukan kedalam wadah tertutup sehingga udara tidak dapat masuk kedalam wadah selama proses fermentasi. Metode penelitain menggunakan studi literatur dan wawancara dalam pengumpulan data. Sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limba air kolam dengan mengukur kadar pH selama 15 hari. Hari pertama pengukuran kadar pH didapatkan bersifat asam. Pada hari pertama alat bekerja dengan memasukan air kapur pertanian agar pH menjadi netral sehingga didapatkan pada hari ke dua kadar pH bersifat netral. Pada hari ketiga sampai hari ke lima belas juga terjadi kenaikan dan penurunan kadar pH dengan rata-rata kadar pH Alat pengontrol cerdas kadar pH pada pembuatan pupuk cair dengan memonitoring kadar pH menggunakan web dapat berjalan dengan baik... Beberapa penelitian yang relevan dalam pengolahan limbah kotoran ikan dengan aerob dan anaerob yang memanfaatkan kotoran ikan lele. Hasil dari pengolahan limbah tersebut terjadi peningkatan unsur hara N, P, K yang dapat memberikan nutrisi bagi tanaman Pardiansyah et al., 2019. Selanjutnya penelitian dengan pemanfaatan air limbah kolam ikan yang terintegrasi dengan tanaman hidroponik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi Mukminin et al., 2020. ...Ikan menjadi salah satu komoditas utama khususnya di Sumatera Selatan, sehingga banyak masyarakat yang menjadi pembudidaya ikan. Salah satu diantaranya adalah Kelompok Pembudidaya Ikan “Macan Kumbang” yang berasal dari Palembang. Kelompok ini dibentuk pada tahun 2005 dan sudah memiliki lebih dari 30 keanggotaan pembudidaya ikan. Permasalahan yang terjadi adalah 1 Tidak ada pengelolaan keuangan dan manajemen yang baik dan 2 Tidak adanya pengetahuan terkait pengelolaan kotoran ikan. Padahal kelompok ini banyak memiliki kolam ikan dan berpotensi dijadikan sarana pemupukan dalam pemanfaatan air kolam. Sehingga rencana penyelesaian permasalahan tersebut adalah dengan 1 pendampingan dan pelatihan pengelolaan keuangan dan manajemen usaha dengan menggunakan bantuan teknologi untuk mempermudah proses pelaporan dan 2 Pendampingan dan pelatihan dalam mengolah kotoran ikan. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan “tabung fermentor / pendendap”. Hasil akhir dari kegiatan pendampingan ini terjadi peningkatan kapasitas bagi mitra dari aspek pemahaman pengelolaan keuangan yang terdiri dari aspek biaya, aspek pendapatan dan aspek durasi pembudidayaan sehingga pembudidaya ikan dapat mengetahui kapan pengembalian modal kerja terjadi, serta pembudidaya ikan dapat memanfaatkan limbah kotoran ikan dari air kolam menjadi nutrisi alami bagi tanaman Herawaty SinagaUlina Catarina SimatupangRosmaria GirsangPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan akumulatif logam berat Timbal Pb pada POC yang berbahan baku limbah buangan air tahu dan ikan teri setelah mengalami proses dekomposisi selama dua minggu. Analisa kelayakan logam Timbal Pb dilakukkan di/oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri BARISTAN-MEDAN dengan analisa kelayakan mengacu pada Standart Nasional Indonesia SNI 19-7030-2004. Dari analisa yang dilakukkan ditemukan ada akumulatif logam Timbal Pb pada POC sebesar 0,70 mg/kg. Berdasarkan hasil yang diperoleh, POC hasil dekomposisi air tahu dan ikan teri dinyatakan aman dan tidah beracun logam berat. Standarat maksimum logam berat Timbal Pb yang diperbolehkan pada pupuk organik sebesar 500mg/ JuliartiErvayenri Ervayenri Azwin AzwinAgroforestri Rusunawa Unilak merupakan areal yang dikhususkan pemanfatannya untuk penelitian, wisata bagi masyarakat sekitar dan sebagai lokasi pengembangan buah di dalam kampus. Air limbah ternak lele berpotensial digunakan sebagai pupuk tanaman buah. Selain sifatnya organik, air limbah ternak lele mudah didapat dan murah harganya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis respon pertumbuhan Kelengkeng terhadap air limbah ternak lele. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di areal Agroforestri Rusunawa Unilak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor, yaitu dosis air limbah ternak lele. Dosis air limbah lele terdiri dari 4 taraf, yaitu kontrol, 250ml, 500 ml, dan 750 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis air limbah lele 250 ml, 500 ml dan 750 ml mampu meningkatkan pertambahan tinggi, diameter, dan lebar tajuk Kelengkeng dibandingkan Catarina SimatupangWidya LestariThe aims of this study are to compare the feasibility of levels of Nitrogen, Phospor and Kallium liquid organic fertilizers resulting from anaerobic and aerobic, The results of 30 days of decomposition of organic waste made from raw water tofu and anchovy produce liquid organic fertilizer with levels of Nitrogen 0,30%, Phospor 0,18% and Kalium 0,10%. The Phospor content of liquid organic fertilizer produced from the decomposition of organic waste made from raw water tofu and anchovies has met the SNI 19-7030-2004 eligibility standards set by the ministry of agriculture so it is suitable for use on plants. Nitrogen and Kalium levels of liquid organic fertilizer obtained from the decomposition of organic waste made from water tofu, vegetables and fruit water with organic waste made from raw water tofu and anchovies not meet SNI 19-7030-2004 eligibility standards. Keywords Nitrogen, Phospor, Kalium, Liqiud organic Fertilizers, SNI 19-7030-2004ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication. JAKARTA, - Menanam tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik merupakan cara yang dapat menghemat ruang dan biaya. Akar mengapung di dalam larutan air dan nutrisi yang perlu diisi ulang atau disiram secara rutin. Namun, seperti yang dilansir dari Home Guides SF Gate, Sabtu 31/7/2021, untuk menjaga tanaman tetap sehat, tanaman hidroponik membutuhkan perawatan mingguan yang konsisten, seperti mengganti air secara berapa kali air tanaman hidroponik harus diganti? Simak penjelasannya berikut ini. Baca juga Berminat Menanam Hidroponik? Kenali Dulu Fakta-faktanya Seminggu sekali Air hidroponik dapat diganti dan wadah disterilkan sesering seminggu sekali. Jenis pergantian konstan ini akan mencegah Anda dari keharusan menambah larutan dan membuang keseimbangan nutrisi. Namun, tergantung pada ukuran wadah dan reservoir atau tempat penampungan air bersih, spesies tanaman dan paparan kelembapan atau panas, Anda mungkin dapat mengubahnya secara signifikan lebih jarang. Perhatikan kondisi tanaman Untuk menentukan kapan harus mengubah larutan nutrisi untuk pengaturan yang tepat, pantau ketinggian air, pH, dan konduktivitas listrik EC di reservoir. Mengukur EC memberi Anda gambaran yang baik tentang konsentrasi nutrisi, karena ini adalah ukuran garam terlarut dalam ketinggian air berkurang selama seminggu, tutup reservoir. Gunakan alat uji sederhana untuk mengukur pH dan EC dan tambahkan nutrisi sebanyak yang direkomendasikan oleh produsen. Baca juga 5 Jenis Tanaman Hias yang Dapat Ditanam dengan HidroponikSetelah jumlah larutan air yang Anda tambahkan sama dengan kapasitas reservoir, tiriskan sistem, sterilkan dan ganti dengan semua larutan baru. Masalah penyakit Potong daun mati dan singkirkan bahan yang membusuk dari tanaman secara teratur, karena mereka dapat berkontribusi pada pertumbuhan penyakit. Setiap kali Anda menemukan tanaman yang sakit, Anda perlu menyiram dan mensterilkan sistemnya. Buang semua tanaman yang sakit. Pythium, atau busuk akar, mungkin merupakan penyakit yang paling umum dan merugikan dalam tanaman hidroponik. Hampir tidak mungkin untuk menyelamatkan tanaman yang terinfeksi, jadi singkirkan tanaman yang tampak sehat meskipun terinfeksi untuk mencegah penyebaran. Gunakan hidrogen peroksida Menurut penulis Eric Hopper dalam sebuah artikel untuk jurnal berkebun "Maximum Yield," hidrogen peroksida adalah pilihan terbaik untuk sterilisasi. Ini hanyalah air dengan molekul oksigen yang tidak stabil sehingga ketika terurai, ia menjadi air, tanpa meninggalkan zat hidrogen peroksida yang sangat pekat dapat dengan mudah membakar kulit manusia, jadi selalu kenakan pakaian pelindung seperti sarung tangan dan kacamata saat bekerja dengannya. Gunakan hidrogen peroksida 35 persen dan encerkan 21 dengan air. Jalankan melalui sistem selama satu jam. Bilas seluruh sistem dengan air bersih sebelum memasukkan larutan nutrisi dan tanaman Anda kembali. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Wadah budidaya berupa akuarium atau kolam ikan memerlukan perawatan yang baik agar ikan yang dipelihara tetap sehat dan berkembang dengan baik. Salah satu hal yang penting dalam perawatan ini adalah penggantian air secara berkala. Penggantian air yang dilakukan secara rutin dapat membantu menjaga kualitas air dan mencegah terjadinya penumpukan zat-zat yang dapat merugikan ikan. Alasan Pentingnya Penggantian Air Ada beberapa alasan mengapa penggantian air pada wadah budidaya ikan perlu dilakukan secara berkala. Pertama, penggantian air dapat membantu menjaga kualitas air yang dibutuhkan oleh ikan. Kualitas air yang baik akan membuat ikan merasa nyaman dan sehat. Kedua, penggantian air juga dapat membantu menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan dalam air. Zat-zat tersebut bisa berasal dari makanan ikan, kotoran ikan, atau sisa-sisa metabolisme ikan. Jika tidak segera dihilangkan, zat-zat tersebut dapat mengganggu kesehatan ikan dan membuat kualitas air semakin buruk. Ketiga, penggantian air juga dapat membantu mencegah terjadinya penyakit pada ikan. Dalam lingkungan yang kotor dan tidak sehat, ikan lebih rentan terkena penyakit. Dengan melakukan penggantian air secara rutin, lingkungan budidaya akan tetap bersih dan sehat, sehingga risiko terkena penyakit dapat diminimalisir. Frekuensi Penggantian Air Frekuensi penggantian air pada wadah budidaya ikan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti ukuran wadah, jumlah ikan yang dipelihara, jenis ikan yang dipelihara, dan sebagainya. Namun, secara umum, penggantian air perlu dilakukan setiap satu hingga dua minggu sekali. Jika wadah budidaya ikan terlihat sangat kotor atau airnya terlihat keruh, penggantian air harus dilakukan secepat mungkin. Jangan menunggu terlalu lama karena kondisi seperti ini bisa sangat merugikan bagi ikan. Cara Penggantian Air Penggantian air pada wadah budidaya ikan harus dilakukan dengan hati-hati dan benar agar tidak merugikan ikan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam melakukan penggantian air Keluarkan ikan dari wadah budidaya dan letakkan di tempat yang aman. Keluarkan seluruh air dari wadah dengan menggunakan alat penyedot air atau gayung. Bersihkan dasar wadah dari sisa-sisa makanan atau kotoran ikan. Isi wadah dengan air bersih dan segar. Pastikan suhu air yang baru tidak terlalu jauh berbeda dengan suhu air yang lama. Tambahkan dechlorinator atau bahan kimia lain yang diperlukan untuk menjaga kualitas air. Kembalikan ikan ke dalam wadah budidaya. Perhatian dalam Penggantian Air Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penggantian air pada wadah budidaya ikan Pastikan air yang digunakan untuk mengganti air lama adalah air bersih dan segar. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar atau terkontaminasi. Jangan mengganti seluruh air pada wadah secara bersamaan. Hal ini bisa membuat ikan stres dan sulit beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang drastis. Pastikan suhu air yang baru tidak terlalu jauh berbeda dengan suhu air yang lama. Perbedaan suhu yang terlalu besar bisa membuat ikan terkejut dan stres. Jangan membuang air bekas ke saluran air atau lingkungan sekitar. Air bekas tersebut bisa mengandung zat-zat yang membahayakan lingkungan. Kesimpulan Penggantian air pada wadah budidaya ikan adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kualitas air dan kesehatan ikan. Penggantian air perlu dilakukan secara rutin dengan frekuensi satu hingga dua minggu sekali. Penggantian air harus dilakukan dengan hati-hati dan benar agar tidak merugikan ikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penggantian air agar ikan tetap sehat dan lingkungan budidaya tetap bersih dan sehat. 2020-04-08 Usaha budidaya adalah operasi untuk memperbanyak memproduksi benih dan menumbuhkan ikan hingga menjadi ikan konsumsi yang siap kegiatan basal iwak kita akan mempelajari mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan iwak yang akan kita besarkan melangkaui mekanisme tataran-tahapan pada teknik pembesaran ikan, sehingga benih ikan yang tadinya lalu katai boleh tumbuh menjadi ikan segara berformat konsumsi. Pembengkakan iwak konsumsi merupakan proses budidaya yang berujud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Budidaya pembesaran lauk merupakan riuk satu segmen usaha nan banyak dilakukan para pembudidaya iwak. Basal iwak relatif makin mudah karena keterampilan yang dibutuhkan sangat terbelakang dibandingkan melakukan penyerbukan. Teknik yang perlu diperhatikan merupakan memilih bekas budidaya, melembarkan mani, padat penebaran, eksemplar pemberian pakan, penangkalan hama dan penyakit iwak, pengontrolan pertumbuhan sampling, grading dan sortasi, pengelolaan kualitas air nan tepat serta, panen dan pasca panen. 1. Wadah budidaya Siapkan medan budidaya sesuai dengan tipe ikan nan akan dibudidayakan dan lokasi budidaya. Wadah budidaya bisa berupa kolam, bak atau jaring apung/ keramba jaring apung/ tancap. Lakukan ancang wadah budidaya dengan pendirian pengeringan, perabukan, pengecekan saluran air, penapisan kwalitas air dan sanitasi. Pengeringan dan penjemuran sumber akar empang/tebat dapat dilakukan dengan bantuan panah rawi. Pengeringan persil dasar kolam/empang yang baik juga efektif bikin mendabih benih-jauhar iwak liar, ikan-ikan ki busuk, sperma kepiting, dan hama-hama lain, serta bibit-bibit problem. Pemupukan kolam/tambak ialah faktor terdahulu untuk memperoleh keberhasilan dalam pembengkakan lauk. Tanpa perabukan maka keberadaan plankton tidak bisa dipertahankan ataupun ditingkatkan bertambah banyak sekali lagi. Anasir-molekul hara nan dibutuhkan maka itu plankton boleh berkembang dalam kolam dengan pemupukan. Pengecekan parit air dan pemeriksaan kualitas air. Piutang air nan cukup osean merupakan persyaratan utama lakukan takhlik wdah budidaya. Debit air yang besar akan menjamin ketersediaan air yang berguna untuk empang seperti mana memudahkan penggantian air. Pemantauan kualitas air puas sumber air dan puas media budidaya pada hakekatnya bertujuan ; Memafhumi kredit kualitas air dalam rang parameter fisika, kimia, dan ilmu hayat. Membandingkan angka kualitas air tersebut dengan angka kualitas air nan abstrak kerjakan budidaya tambak. Membiji kelayakan suatu sumberdaya air bakal kepentingan tertentu. 2. Pemilihan benih Penebaran semen bertujuan cak bagi memasukkan lauk dalam gelanggang budidaya dengan padat penebaran tertentu. Pilihlah sperma sesui ukuran bagi tujuan pembesaran. Cari benih nan bergerak aktif tandanya benih tersebut berkualitas baik kondidi fisik nan normal serta kulit lauk/mole enggak gugus. Pertimbangan-pertimbangan privat melembarkan benih yang bisa dibesarkan sreg sistem teknologi budidaya yang digunakan, diantaranya adalah Kesiapan jenis benih yang akan dibesarkan. Apabila varietas atau macam benih nan tersaji banyak, maka kita tidak menemukan kebobrokan internal menggunakan sistem teknologi buddidaya wadah yang akan kita pakai. Kecocokan spesies mani. Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya tertentu misalnya tebat, maka kita harus memintal spesies segala apa yang sepakat hidup dan bertunas dengan baik di kolam. Daya adaptasi benih Survival Rate ataupun tingkat kelangsungan nyawa ketika dipelihara. Matra mani. Matra benih merupakan standar yang mahajana menjadi pertimbangan dalam menentukan semen yang akan ditebar. Harga benih. Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan bagi lain melembarkan benih tersebut untuk dibesarkan, apalagi jikalau ikan sudah dipanen dan ketika dipasarkan harga jualnya enggak sesuai harapan ekspektasi maka pengelola dan empunya usaha akan merugi. 3. Penebaran mani Situasi nan perlu diperhatikan saat penebaran benih adalah kepadatan pada tiap meter persegi wadah. Kerapatan ini ditentukan maka dari itu jenis lauk dan sistem budidaya pembesaran yang dilakukan ekstensif, semi intensif dan intensif. Padat penebaran benih ikan nan ditebar di kolam dan tambak bervariasi menurut pola pemeliharaannya, serta komoditas ikan kulturnya. Di radiks ini padat penebaran bilang varietas ikan Padat penebaran ikan bandeng dalam SNI th 2009 5 – 10 ekor/m2, dengan ukuran jauhar 40 – 70 mm, bobot 8 gram – 15 gram. Dengan lama waktu pemeliharaan 90 – 120 hari diperoleh hasil pengetaman 8 ekor/kg, ataupun 125 gram/ekor. Padat tebar lele dumbo 50 ekor/m2, dengan biomasa benih 7 gram- 10 gram. Lama periode pembesaran 60 – 75 waktu, diperoleh hasil penuaian 8 – 10 ekor /kg atau 100 – 125 gram/ekor. Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/m2, biomassa mani 8 – 10 gram/ekor lama waktu preservasi 120 hari, Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/m2 biomassa sperma 8 – 10 gram/ekor lama musim pemeliharaan 120 periode, Penebaran benih harus dilakukan dengan hati hati. Lakukan penebaran mani plong pagi maupun tunggang tahun. Hal ini dilakukan agar benih yang ditebar tidak mengalami sress atau tingkat mortalitas tinggi. Biarkan semen keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan alun-alun-pelan dari kemasan benih plastik. Sebelumnya pemerolehan air kolam ke dalam plastic sedikt demi abnormal agar mudah beradaptasi dengan kondisi tebat adaptasi Aklimasi yakni proses penyesuaian biota air terhadap suatu indeks kualitas air di perairan arena budidaya. Sedangkan penyesuaian yakni penyesuaian biota air terhadap faktor-faktor kualitas air puas lingkungan barunya seperti hawa, pH, alkalinitas, dan sebagainya. 4. Acuan pemberian pakan Pakan menetukan keberhasilan budidaya pembengkakan ikan konsumsi. Beralaskan macam pakan yang digunakan, proses pembesar dikelompokkan menjadi tiga, ialah Basal ikan secara ekstensif yaitu teknik basal ikan yang hanya mengandalkan pakan alami nan terdapat dalam tebat budidaya. Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan akan sangat menentukan tumbuhnya pakan alami. Pembesaran bisa dilakukan sreg empang tergenang dan disawah. Pembengkakan ikan secara semiintensif yaitu basal ikan yang lebih mengutamakan pakan alami nan terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak lengkap dari kandungan gizinya sebagai halnya dilakukan di kolam air tenang Pembengkakan ikan secara intensif yaitu teknik basal lauk yang intern proses pemeliharaanya mengandalkan pakan tiruan Kasih pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, perian pemberian dan cara belas kasih pakan. Berikan pakan adv minim demi sedikit agar pakan dapat dimakan habis sebelum tenggelam ke radiks kolam. Gunakan pakan yang lega hati, hindari anugerah pakan berupa mayit karena sedikit lega dada terhadap ikan dan dikhawatirkan memberikan surat berharga pada lauk yang akan dikonsumsi. Pakan diberikan sesuai perkembangan ikan dimana matra pakan berupa pellet berbeda sesuai besarnya ikan. Banyaknya pakan ditentukan dari bobot ikan secara keseluruhan atau pakan diberikan sesuai target panen yang diinginkan. Bagi basal kisaran % terbit bahan panen. 5. Pencegahan wereng dan penyakit Serangan penyakit dan gangguan wereng bisa menyebabkan pertumbuhan ikan mengalami hambatan. Gangguan nan terjadi yaitu pertumbuhan lambat yang cenderung kecil, kematian meningkat, dan menurunnya hasil penuaian. Ikan yang dipelihara boleh terserang komplikasi karena kualitas air yang buruk dan malnutrisi. Agar ikan nan dipeliharan lain terserang hama dan penyakit maka harus dilakukan penangkalan sehingga tindakan paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Pencegahan dapat dilakukan mulai semenjak persiapan wadah dan ki alat budidaya. Kenali hama dan kebobrokan iwak moga penanganan ikan bertambah tepat dan efektif. Ganti air secara periodik seandainya budidaya dilakukan di andai. Jika menunggangi pelamar-obat kimia perhatikan sekuritas sampingnya baik lega ikan, lingkungan dan manusia nan akan mengkonsumsinya. 6. Pengelolaan kualitas air Pengeloaan kualitas air merupakan kaidah pengendalian kondisi lingkungan air di dalam kolam budidaya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan. Agar lauk bisa tumbuh dengan optimal maka kondisi mileu kolam pembesaran harus disesuikan dengan kebutuhan ikan. Variabel kualitas air yang sangat berpengaruh antara tidak temperatur, ganjaran oksigen terlarut, kadar CO2, volume air, dan keruwetan air. 7. Pengontrolan pertumbuhan sampling, grading dan sortasi Pengontrolan dilakukan cak bagi merakut budidaya basal moga dapat tumbuh dengan baik. Pertumbuhan ikan sesuai dengan umurnya. Pengontrolan dilakukan dengan sampling ikan terbit empang puas semangat tertentu kemudian diamati dan dianalisa kesesui pertumbuhannya. Grading dilakukan untuk memilah ikan berlandaskan format sebaiknya ikan yang cenderung kecil tidak dimangsa yang besar dan ikan yang raksasa lain memangsa lauk yang bertambah kecil. Sortasi ialah prinsip pemilihan ikan dilihat dari ukuran pertumbuhan dan kesehatan. Ikan nan sakit perlu dipisahkan semoga tidak menulakan penyakitr sreg ikan lainnya. Lakukan pengamatan dan pengontrolan dengan baik dan seksama sehingga boleh cekut keputusan yang tepat buat keberhasilan budidaya. 8. Panen dan pasca panen Panen dilakukan sehabis ikan konsumsi hingga ke bobot atau dimensi tertentu sesuai tuntutan konsumen. Prinsip pemanen yang tepat menentukan mutu ikan konsumsi nan dihasilkan. Penaganan ini akan mempengaruhi tinggat kematian ketika pengetaman. Kegiatan panen meliputi langkah penampungan ikan, pengeringan kolam, penangkapan ikan, dan pengangkutan serta pengemasan. Pemanenan hendaknya dilakukan pagi atau sore perian. Pengemasan ikan hasil pembesaran harus memperhatikan jarak dan waktu tempuh, jumlah benih yang diangkut dalam wadah, dan kondisi kualitas air selama pengangkutan nan terpenting ialah guru air, salinitas air, pH dan oksigen dalam gelanggang. Penyediaan dapat tertutup menunggangi plastik dan melenggong dengan menggunakan drum,ember dan wadah lainnya.

penggantian air secara berkala dilakukan pada wadah budidaya berupa